Kita mungkin sering melihat tindakan orang lain yang menurut kita
sangat tidak pantas atau tidak layak dan kita berandai-andai seandainya
kita ada di posisi dia, kita akan melakukan tindakan yang lebih baik
dari dia. Kita ambil contoh di acara “minta tolong” di rcti, terlepas
dari segala kontroversinya, kita sering melihat seseorang yang tidak
memberikan pertolongan dan membuat kita jengkel karenanya, tapi andai
kita benar-benar berada pada posisi tersebut, dan tidak mengetahui itu
adalah acara televisi, apakah kita akan melakukan hal yang sama atau
lebih baik dari itu?
Dalam kehidupan nyata, kita sering dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk mengambil suatu pilihan atau tindakan tertentu, contohnya ketika kita akan bersedekah lalu di didompet kita ada uang seribu dan lima ribu, mana yang akan kita sumbangkan? Sebagian kita mungkin akan lebih memilih untuk menyumbangkan uang yang seribu daripada yang lima ribu. Lalu ketika kita orang tua membangunkan kita untuk sholat subuh, tapi kita malah menghiraukannya dan menarik kembali selimut lalu melanjutkan tidur kita. Al-qur’an yang kita beli selama ini hanya menjadi penghias di rumah kita dan tak pernah kita baca walau hanya 1 halaman, padahal kita bisa kuat berjam-jam untuk facebookan dan chatting dengan pacar kita. Sungguh, jika ada rekaman perilaku kita saat itu, kita pasti akan menyesal dan berharap waktu itu bisa terulang kembali agar kita bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu.
Penyesalan selalu datang diakhir kawan, oleh karena itu mari kita instrospeksi diri kita masing-masing sebelum di hisab di hari akhir nanti. Ketika nanti di timbang dan amalan buruk kita ternyata lebih banyak dibandingkan dengan amalan baik kita, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Semuanya sudah terlambat kawan….
Di sisa akhir hidup kita ini, mari kita mulai menata hidup kita dengan lebih baik lagi, mengerjakan kembali amalan-amalan kebajikan yang selama ini jarang atau tidak pernah kita kerjakan. Hidupkan kembali sholat sunnah kita, sholat berjamaah kita, sholat malam kita, shaum senin kamis kita, sedekah jariyah kita, berbakti pada orang tua kita dan kebajikan-kebajikan lainnya.
Dalam kehidupan nyata, kita sering dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk mengambil suatu pilihan atau tindakan tertentu, contohnya ketika kita akan bersedekah lalu di didompet kita ada uang seribu dan lima ribu, mana yang akan kita sumbangkan? Sebagian kita mungkin akan lebih memilih untuk menyumbangkan uang yang seribu daripada yang lima ribu. Lalu ketika kita orang tua membangunkan kita untuk sholat subuh, tapi kita malah menghiraukannya dan menarik kembali selimut lalu melanjutkan tidur kita. Al-qur’an yang kita beli selama ini hanya menjadi penghias di rumah kita dan tak pernah kita baca walau hanya 1 halaman, padahal kita bisa kuat berjam-jam untuk facebookan dan chatting dengan pacar kita. Sungguh, jika ada rekaman perilaku kita saat itu, kita pasti akan menyesal dan berharap waktu itu bisa terulang kembali agar kita bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu.
Penyesalan selalu datang diakhir kawan, oleh karena itu mari kita instrospeksi diri kita masing-masing sebelum di hisab di hari akhir nanti. Ketika nanti di timbang dan amalan buruk kita ternyata lebih banyak dibandingkan dengan amalan baik kita, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Semuanya sudah terlambat kawan….
Di sisa akhir hidup kita ini, mari kita mulai menata hidup kita dengan lebih baik lagi, mengerjakan kembali amalan-amalan kebajikan yang selama ini jarang atau tidak pernah kita kerjakan. Hidupkan kembali sholat sunnah kita, sholat berjamaah kita, sholat malam kita, shaum senin kamis kita, sedekah jariyah kita, berbakti pada orang tua kita dan kebajikan-kebajikan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar