Terinspirasi dari sebuah petikan wawancara dan cuplikan sebuah film yang mengingatkan saya akan datanngya suatu masa yang tidak akan bisa kita tolak kedatangannya barang sedetikpun yaitu kematian. Seram memang mendengar kata ini, tapi sepertinya kita harus mulai mengakrabkan diri dengan kata itu agar kita selalu ingat bahwa hidup ini hanya sementara dan yang kekal itu adalah di akhirat sana. Selain itu, agar kita bisa mempersiapkan bekal amal yang mampu memberatkan timbangan di yaumil mizan nanti sehingga bisa memasukan kita ke surganya. Amin ya rabbal ‘alamin.
Dalam suatu petikan wawancara terhadap Aa Gym saya masih ingat beliau menjelaskan ada 3 hal yang ghaib mengenai kematian yaitu mengenai waktu kapan kita akan mati, kemudian tempat dimana kita akan mati dan bagaimana cara Allah akan mencabut nyawa kita.
Pertama yaitu waktu, sudah jelas tidak ada yang mengetahu kapan malaikat izroil akan datang menjemput kita. Rasulullah hanya menjelaskan bahwa salah satu tandanya ialah ketika rambut kita mulai memutih. Tapi itu hanya salah satu tanda, kematian tidak mengenal usia, kita bisa saja dilahirkan sama tetapi mengenai kematian pasti berbeda, bisa saja bayi yang baru lahir pun diambil kembali nyawanya oleh Allah. Kita tentu berharap Allah mencabut nyawa kita saat kita sedang melakukan ibadah sehingga kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan bukan saat kita melakukan dosa atau maksiat yang menyebabkan kita meninggal dalam keadaan suul khotimah. Yang terpenting saat ini adalah segeralah tinggalkan segala dosa dan maksiat lalu bertaubat kepadaNya untuk memastikan kita sudah siap dan punya bekal amal (takwa) yang cukup untuk menghadapinya.
Kedua yaitu tempat, pastikan kita selalu berada ditempat yang baik dan bukan ditempat-tempat hiburan karena bisa saja maut datang saat kita sedang berada di tempat-tempat tersebut.
Ketiga yaitu cara, bisa saja kita meninggal karena sakit atau karena kecelakaan atau karena sebab yang lainnya. Allah sudah menentukan dan punya caranya sendiri untuk mencabut nyawa hamba-hambanya. Oleh karena itu, selalu awali aktivitas kita dengan basmalah dan selalu berdzikir menyebut namanya disetiap waktu.
Sementara itu dalam sebuah cuplikan film Vertical Limit, setelah seorang pendaki muslim selesai melaksanakan sholat saat berada di tengah-tengah ketinggian gunung es Everest, seorang rekannya bertanya tentang Tuhan dan kematian kemudian si Muslim menjawab bahwa semua orang pasti akan mengalami kematian tapi yang terpenting adalah bagaimana kita saat hidup dan sebelum mati itu datang. Ya, dikarenakan kita tidak mengetahui kapan mati itu akan datang, maka semaksimal mungkin penuhilah waktu saat kita hidup ini dengan selalu beribadah padaNya.
Beberapa minggu yang lalu kita dikejutkan dengan meninggalnya seorang ustad Gaul yang fenomenal yaitu Alm. Ustad Jefry Al Buchory atau yang akrab di sapa dengan Uje (Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu)-. Selama beberapa hari acara-acara di televisi di penuhi dengan berita meninggalnya ustad ini. Meninggal dunia diakibatkan oleh kecelakaan sepeda motor, nyawa almarhum tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Almarhum Disholatkan dan dilayat oleh ribuan jemaah yang mengantarkannya sampai di liang lahad. Saya mendapatkan pelajaran berharga dari kehidupan masa lalu Almarhum yang dipenuhi dengan masa kegelapan tapi akhirnya mendapatkan hidayah, lalu menjadi seorang da’i dan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Dari kisah tersebut saya berpikir bahwa Allah itu maha Pengasih dan Maha Penyayang, AmpunanNya seluas langit dan bumi. Allah maha tahu bahwa manusia itu tempatnya berbuat salah dan dosa. Tapi yang disukai oleh Allah adalah mereka yang mau bertaubat nasuha dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Bahkan bisa jadi kedudukan orang-orang ini lebih mulia di sisi Allah dibandingkan kita yang merasa tak pernah berbuat dosa, rajin beribadah dan selalu berbuat amal baik. Saya sering memperhatikan kebaikan dan amal ibadah seseorang yang mendapat hidayah itu seringkali lebih baik kualitas dan kuantitasnya dibandingkan dengan orang yang biasa beribadah dan hidupnya lurus-lurus saja.
Dari kisah Alm Ust Uje kita juga bisa melihat bahwa tidak ada yang tahu kapan maut itu akan datang, meskipun beberapa sahabat beliau meyakini bahwa beliau sudah diberi tahu Allah mengenai akan datangnya kematian ini dilihat dari perilaku Almarhum sebelumnya seperti yang diceritakan oleh Ustad Solmed, istri beliau, pesan belian di twitter dan di BBM nya, tapi waktu tepatnya kapan maut itu akan datang tidak akan ada yang pernah tahu. Selanjutnya tempat dan cara beliau meninggal pun tidak ada yang tahu dan menyangka bahwa beliau akan meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Akhir kata, marilah kita isi hidup kita yang sementara ini dengan selalu beribadah kepadanya, karena itulah sebenarnya tujuan kenapa kita diciptakan dan semoga saat ajal menjemput kita nanti, kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Amin.
Dalam suatu petikan wawancara terhadap Aa Gym saya masih ingat beliau menjelaskan ada 3 hal yang ghaib mengenai kematian yaitu mengenai waktu kapan kita akan mati, kemudian tempat dimana kita akan mati dan bagaimana cara Allah akan mencabut nyawa kita.
Pertama yaitu waktu, sudah jelas tidak ada yang mengetahu kapan malaikat izroil akan datang menjemput kita. Rasulullah hanya menjelaskan bahwa salah satu tandanya ialah ketika rambut kita mulai memutih. Tapi itu hanya salah satu tanda, kematian tidak mengenal usia, kita bisa saja dilahirkan sama tetapi mengenai kematian pasti berbeda, bisa saja bayi yang baru lahir pun diambil kembali nyawanya oleh Allah. Kita tentu berharap Allah mencabut nyawa kita saat kita sedang melakukan ibadah sehingga kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan bukan saat kita melakukan dosa atau maksiat yang menyebabkan kita meninggal dalam keadaan suul khotimah. Yang terpenting saat ini adalah segeralah tinggalkan segala dosa dan maksiat lalu bertaubat kepadaNya untuk memastikan kita sudah siap dan punya bekal amal (takwa) yang cukup untuk menghadapinya.
Kedua yaitu tempat, pastikan kita selalu berada ditempat yang baik dan bukan ditempat-tempat hiburan karena bisa saja maut datang saat kita sedang berada di tempat-tempat tersebut.
Ketiga yaitu cara, bisa saja kita meninggal karena sakit atau karena kecelakaan atau karena sebab yang lainnya. Allah sudah menentukan dan punya caranya sendiri untuk mencabut nyawa hamba-hambanya. Oleh karena itu, selalu awali aktivitas kita dengan basmalah dan selalu berdzikir menyebut namanya disetiap waktu.
Sementara itu dalam sebuah cuplikan film Vertical Limit, setelah seorang pendaki muslim selesai melaksanakan sholat saat berada di tengah-tengah ketinggian gunung es Everest, seorang rekannya bertanya tentang Tuhan dan kematian kemudian si Muslim menjawab bahwa semua orang pasti akan mengalami kematian tapi yang terpenting adalah bagaimana kita saat hidup dan sebelum mati itu datang. Ya, dikarenakan kita tidak mengetahui kapan mati itu akan datang, maka semaksimal mungkin penuhilah waktu saat kita hidup ini dengan selalu beribadah padaNya.
Beberapa minggu yang lalu kita dikejutkan dengan meninggalnya seorang ustad Gaul yang fenomenal yaitu Alm. Ustad Jefry Al Buchory atau yang akrab di sapa dengan Uje (Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu)-. Selama beberapa hari acara-acara di televisi di penuhi dengan berita meninggalnya ustad ini. Meninggal dunia diakibatkan oleh kecelakaan sepeda motor, nyawa almarhum tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Almarhum Disholatkan dan dilayat oleh ribuan jemaah yang mengantarkannya sampai di liang lahad. Saya mendapatkan pelajaran berharga dari kehidupan masa lalu Almarhum yang dipenuhi dengan masa kegelapan tapi akhirnya mendapatkan hidayah, lalu menjadi seorang da’i dan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah. Dari kisah tersebut saya berpikir bahwa Allah itu maha Pengasih dan Maha Penyayang, AmpunanNya seluas langit dan bumi. Allah maha tahu bahwa manusia itu tempatnya berbuat salah dan dosa. Tapi yang disukai oleh Allah adalah mereka yang mau bertaubat nasuha dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Bahkan bisa jadi kedudukan orang-orang ini lebih mulia di sisi Allah dibandingkan kita yang merasa tak pernah berbuat dosa, rajin beribadah dan selalu berbuat amal baik. Saya sering memperhatikan kebaikan dan amal ibadah seseorang yang mendapat hidayah itu seringkali lebih baik kualitas dan kuantitasnya dibandingkan dengan orang yang biasa beribadah dan hidupnya lurus-lurus saja.
Dari kisah Alm Ust Uje kita juga bisa melihat bahwa tidak ada yang tahu kapan maut itu akan datang, meskipun beberapa sahabat beliau meyakini bahwa beliau sudah diberi tahu Allah mengenai akan datangnya kematian ini dilihat dari perilaku Almarhum sebelumnya seperti yang diceritakan oleh Ustad Solmed, istri beliau, pesan belian di twitter dan di BBM nya, tapi waktu tepatnya kapan maut itu akan datang tidak akan ada yang pernah tahu. Selanjutnya tempat dan cara beliau meninggal pun tidak ada yang tahu dan menyangka bahwa beliau akan meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Akhir kata, marilah kita isi hidup kita yang sementara ini dengan selalu beribadah kepadanya, karena itulah sebenarnya tujuan kenapa kita diciptakan dan semoga saat ajal menjemput kita nanti, kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Amin.