Quds Band (2003-2006)

From left to right - Zulfa (Vocal), Milana (Bas), Irfan (Drum), Fadli (Guitar/Keyboard), Me (Guitar).

Quds Band after Live Performance

Islamic Centre Muhammadiyah Cipanas.

Raisya (2007-2008)

From left to right - Me (Guitar 2), Chain (Vocal), Adit (Guitar 1).

Air Sky (2008 - Ramadhan Edition)

From left to right - Adit (Guitar 1), Me (Guitar 2), Amin (Vocal 1), Dede (Vocal 2), Idham (The Manager), One more person not included in that photos is Mumun (Vocal 3).

Arashi (2009-2010)

From left to right - Banon's sister (Excluded), Banon (Bas), Angel (Vocal), Adit (Guitar 1), Me (Guitar 2), One more person not included in that photos is Eko (drum) .

Minggu, 15 September 2013

4 Lilin

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

This article was taken from emotivasi.com. Here's the link

Minggu, 30 Juni 2013

The Beauty of Ujung Genteng

Aktivitas kerja yang lumayan padat membuat tenaga dan pikiran ini cukup terkuras sehingga rasa-rasanya diperlukan sedikit refreshing untuk menyegarkan kembali pikiran dan melupakan sejenak rutinitas kerja sehari-hari. Sudah beberapa minggu ini kami dibuat harap-harap cemas dengan ketidakpastian di acc atau tidaknya proposal family gathering yang kami ajukan ke head office. Dan ketika harapan akan disetujuinya proposal itu pelan-pelan mulai sirna, akhirnya kami memutuskan untuk membuat acara sendiri dan dengan dana sendiri. Singkat kata, maka diputuskanlah bahwa kami akan berwisata ke daerah Ujung Genteng.

Ujung Genteng berlokasi di Gunung Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Perjalanan menuju tempat tersebut cukup memakan waktu, hal ini disebabkan karena kondisi jalan yang buruk dan lebar jalan yang juga kecil. Waktu yang kami tempuh untuk sampai ke tempat tujuan kurang lebih sekitar 4-5 jam. Sesampainya di villa tempat kami menginap, kami langsung pergi bergegas menuju pantai, suasananya begitu tenang, air laut sedang surut, airnya terlihat bening dan dari kejauhan terlihat ombak tertahan dan pecah berserak lantaran terhalang gugusan karang laut didepan bibir pantai. Malam itu bulan bersinar sangat terang, kami duduk-duduk dipinggir pantai ditemani api unggun sambil membakar ikan. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 02.00 malam, sebagian kami memutuskan untuk tidur dan ada juga yang menghabiskan malam dengan bermain kartu sambil bermain gitar.
Pada saat kami bangun subuh, suara ombak sudah mulai terdengar cukup besar dan saat kami lihat ternyata air laut sudah pasang, sisa-sisa kayu bakar yang kami pakai untuk membuat api unggun semalampun sudah hilang terbawa arus ombak. Pagi itu, saat sebagian teman kami masih terlelap, kami sudah mulai terjun ke laut dan bermain dengan ombak sambil mengabadikannya dalam kamera. Setelah puas bermain, kami kembali ke villa untuk mandi dan sarapan pagi. Namun sekitar jam 10 pagi, air sudah terlihat mulai surut kembali. Kami yang saat itu sudah mandi tidak bisa menahan diri untuk tidak terjun lagi ke laut terutama saat melihat gugusan karang ditengah-tengah lautan dimana ombak terpecah apalagi melihat airnya yang jernih dan tenang. Di tengah teriknya matahari, kami pun akhirnya memutuskan untuk pergi ketengah-tengah lautan menuju gugusan karang itu. Dan ternyata pemandangan disana itu indah sekali, namun sayang tidak ada satupun yang bisa diabadikan karena tidak ada satupun dari kami yang membawa hp atau kamera.

Aku sendiri hanya duduk disebuah tempat berteduh yang nyaman sambil menikmati keindahan pantai dan melihat teman-temanku yang lain pergi ke tengah-tengah pantai menuju gugusan karang.

Akhirnya, biarlah gambar-gambar ini yang berbicara.....
I can’t say anything else again.... 


And someday I will go there again with someone that I love...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More